Menuju Tata Kelola Desa Berkualitas Nasional
Penulis:
Marsda TNI Dr. dr. F. Sukma Wahyudin, Sp.S., M.Kes., CIQnR., MOS., MCF
ISBN : dalam proses
Ukuran Buku: A4, xii + 145 hal
Desain Cover & Layout: Mia Aksara
Penerbit:
CV. AKSARA GLOBAL AKADEMIA
No Anggota IKAPI: 414/JBA/2021
Cetakan Pertama: Mei 2025
Harga: Rp. 130.000,-
Buku ini menyajikan panduan komprehensif tentang pentingnya akreditasi desa dalam menciptakan tata kelola desa yang berkualitas dan berkelanjutan di Indonesia. Buku ini dibagi menjadi lima bagian utama yang mendalam, dengan tujuan untuk memberikan wawasan tentang landasan, prinsip, implementasi, serta transformasi desa melalui sistem akreditasi yang efektif.
Akreditasi desa tidak hanya diposisikan sebagai alat teknokratik, tetapi juga sebagai sarana transformasi sosial dan ekonomi yang selaras dengan ASTA CITA delapan cita-cita besar pembangunan Indonesia khususnya dalam aspek reformasi birokrasi, peningkatan layanan dasar, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Disusun dalam Enam bagian utama, buku ini menjembatani praktik baik dari sektor kesehatan (seperti akreditasi rumah sakit dan puskesmas) ke dalam konteks desa, serta mengangkat Koperasi Merah Putih sebagai model kelembagaan ekonomi desa yang berdaulat.
Dalam upaya mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045, program Asta Cita Prabowo Gibran menempatkan desa sebagai pusat pembangunan nasional. Melalui semangat membangun dari bawah, berbagai inisiatif transformasional diarahkan untuk memperkuat tata kelola desa, memperluas akses pelayanan dasar, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi kerakyatan.
Salah satu instrumen kunci dalam mewujudkan pemerintahan desa yang berkualitas adalah penerapan Akreditasi Desa, yang terinspirasi dari sistem akreditasi Rumah Sakit dan Puskesmas. Model ini menekankan pada standar mutu layanan, efisiensi tata kelola, partisipasi masyarakat, dan ketahanan sistem kesehatan di tingkat desa. Dengan standar ini, desa tidak lagi hanya menjadi objek pembangunan, tetapi juga subjek yang aktif dan terukur dalam pelayanan publik.
Selaras dengan Asta Cita 3, 5, dan 7, akreditasi desa mendorong:
a) Cita 3: terciptanya desa yang produktif melalui pemberdayaan UMKM dan kewirausahaan rakyat.
b) Cita 5: pemerataan pembangunan berbasis desa, peningkatan layanan dasar, dan ketahanan komunitas lokal.
c) Cita 7: penguatan reformasi birokrasi desa melalui sistem penilaian berbasis indikator.
Lebih dari itu, keberhasilan akreditasi desa akan menjadi fondasi kuat dalam mengembangkan Koperasi Merah Putih sebagai wadah kemandirian ekonomi rakyat. Dengan tata kelola desa yang akuntabel dan sehat, koperasi dapat tumbuh secara berkelanjutan dan menjadi tulang punggung perekonomian rakyat yang berkeadilan.
Program ini mengintegrasikan:
a) Akreditasi layanan kesehatan desa sebagai jaminan mutu dan ketahanan masyarakat,
b) Koperasi sebagai alat distribusi keadilan ekonomi, dan
c) Asta Cita sebagai arah strategis pembangunan nasional.
Dengan demikian, pembangunan desa tidak hanya menjadi simbol keberpihakan, tetapi juga strategi konkret dalam memperkuat ketahanan nasional dari akar rumput baik dari sisi ekonomi, kesehatan, maupun kelembagaan sosial.
Marsda TNI Dr. dr. F. Sukma Wahyudin, Sp.S., M.Kes., CIQnR., MOS., MCF
Penulis adalah seorang akademisi di Universitas Pertahanan Republik Indonesia. Memperoleh gelar Sarjana Kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang sebagai titik awal karir akademisnya pada tahun 1987. Selanjutnya, dalam semangat pengembangan ilmu, beliau mengejar studi pascasarjana di bidang Biomedik di Universitas Hasanuddin, Makassar, dari tahun 2004 hingga 2008 dan mengambil spesialisasi di bidang syaraf, juga di Universitas Hasanuddin, selama periode yang sama. Pada tahun 2023 meraih gelar Doktor Ilmu Manajemen di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), menandai fokusnya dalam menggabungkan keahlian kesehatan dengan manajerial.
Pada tahun 1992, ia bergabung dengan Angkatan Udara Indonesia sebagai letnan melalui program beasiswa ABRI. Setelah lulus dokter dari UNDIP tahun 1994, berdinas sebagai dokter umum di Rumah Sakit dr. Esnawan Antariksa sampai tahun 1995, pada tahun 1995 s.d. 1996 di Poliklinik Seskoau Lembang. Pada tahun 1996 s.d. 1998 bertugas di Skadron Paskhas 464 di Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh Malang, dan kemudian sebagai Perwira Kesehatan di Skadron Udara 7 di Pangkalan Udara Suryadarma Kalijati Subang. Tahun 2000 s.d. 2004 menjabat sebagai Plh.Karumkit TNI AU Lanud Hasanuddin. Tahun 2004 s.d. 2008 mengambil spesialis ilmu penyakit syaraf di Unhas Makasar. Tahun 2008 s.d. 2013 Kepala Klinik Syaraf RSAU dr. Esnawan Antariksa dan Pokli Yanmed RSPAU dr Harjolukito pada tahun 2014, dan 1 Desember 2014 diangkat menjadi Dokter Pribadi Presiden RI hingga tahun 2019. Pada tahun 2018 mendapat promosi bintang 1 sebagai Kepala Lakespra dr. Saryanto. Selama menjabat di Lakespra pada tahun 2020 ia juga membantu pendirian Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi di Unhan RI. Selain tugas-tugasnya tersebut, ia juga bertugas di markas besar TNI Angkatan Udara dan menjadi dosen aktif di Fakultas Kedokteran Militer Universitas Pertahanan Republik Indonesia sejak tahun 2020. Akhirnya menjabat sebagai sebagai Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni di Universitas Pertahanan Republik Indonesia pada bulan Maret 2023 sampai Maret 2024, dan saat ini penulis menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran di UNHAN RI.***